Previous post

Sunday, February 12, 2023

Menayang Imajinasi Lewat Fiksi

 


Judul               : Menayang Imajinasi Lewat Fiksi
Resume ke      : 10
Tanggal           : 30 Januari 2023
Nara sumber   : Sudomo, S.Pt
Gelombang     : 28
Tema               : Menulis Cerita Fiksi
Moderator       : Bambang Purwanto, S.Kom, Gr

As salamu ‘alaykum Guru Penulis Nusantara,

Terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Sudomo, S.Pt atau Mazmo, narasumber luarbiasa yang telah berbagi ilmu yang bermanfaat tentang bagaimana kiat menulis fiksi. Semoga menjadi amal jariyah yang tidak terputus. Menulis fiksi merupakan tema yang paling sangat populer bahkan menjadi bagian dari lingkup materi pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA/K berupa cerpen di fase E dan novel di fase F.

Sungguh menarik langkah belajar yang dikenalkan nara sumber ketika mengantar masuk ke materi. Dengan memperkenalkan konsep Merdeka yaitu 1) Mulai dari diri, 2) Eksplorasi konsep, 3) Ruang kolaborasi, 4) Demonstrasi kontekstual, 5) Elaborasi pemahaman, 6) Koneksi Antar Materi, dan 7) Aksi nyata) membuat peserta selalu berfokus pada tiap fase pembelajaran. Berikut penjelasannya.

1. Mulai dari diri sendiri

Mazmo mengajak para peserta untuk berbagi pengalaman ketika menulis cerita fiksi, bisa pengalaman selama menulis ataupun ketika sudah selesai menulis dan mengirimkan ke nomor WA beliau. Dari sekian banyak tanggapan peserta bisa disimpulkan sebagian besar mengalami mental blok dan teknis penulisan seperti pemilihan diksi, menyusun kerangka, menentukan tema, penentuan plot, menampilkan konflik cerita, dll. Bahkan guru Bahasa Indonesia yang dalam silabusnya ada pelajaran menulis cerpenpun masih punya kesulitan dalam menulis menurut versinya.

2. Eksplorasi konsep

Pada langkah kedua ini peserta diminta membaca materi untuk memperdalam pemahaman. Cerita berjudul Aku Malas Belajar Menulis Fiksi!! ini sebetulnya berisi kiat-kita menulis tetapi digagas seperti cerpen sehingga pembaca tidak sadar kalau sesungguhnya dia sedang belajar. Materi dalam cerpen ini meliputi alasan menulis fiksi, syarat untuk bisa menulis fiksi, unsur-unsur pembangun cerita fiksi dan tips menulis cerita fiksi. Selanjutnya dapat di klik di sini.

Ada beberapa peristilahan dalam penulisan fiksi yaitu

  1. Fiksimini atau fiksi singkay yang hanya terdiri dari beberapa kata. Contohnya For Sale: Baby shoes, nerver worn karya Ernest Hemingway. Makna dari kalimat itu sangat lias dan dalam tergantung inepretasi dan wawasan pembaca.
  2. Flash fiction adalah cerita singkat yang mengandung plot twist. Contoh-contohnya bisa dilihat disini

Terkait unsur pembangun cerita ada istilah

Premis adalah ringkasan cerita dalam satu kalimat. Premis ini penting karena mampu menggambarkan novel yang tebal hanya dalam satu kalimat yang terdiri dari tokoh, tantangan, tujuan tokoh dan resolusi. Contoh: Seorang anak yang berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia.

 

3. Ruang Kolaborasi

Mazmo memberi tantangan untuk melanjutkan. beberapa kalimat mejadi sebuah paragraf fiksi.

Perlahan suara-suara itu menghilang. Dalam gulita aku menggigil sendirian. Mendadak bulu kudukku meremang. Terdengar suara di kejauhan. Semakin lama kian mendekat.

Inilah lanjutan yang saya buat:

Hatiku terasa makin tercekat. Ingin kugerakkan kaki tapi tak kuasa, seakan terpaku ditanah. Geligiku mulai bergemeretakan. Rasa takut yang tidak bisa aku pahami bentuknya menyiksa membungkam lidahku hingga tak bisa teriak. Tiba-tiba badanku bergoncang-goncang. Makin kencang. Makin keras. Sekuat tenaga aku hentakkan badanku ke depan. Hupp!! Akupun terjengkang jatuh dari tempat tidur! Ternyata aku bermimpi!

4. Demonstrasi Kontekstual

Pada langkah ini, peserta diminta untuk menulis 5 tema yang dikuasai. Berikut tema yang saya tulis berdasarkan yang saya ketahui ilmunya:

    • Tema cerita tentang ayah
    • Tema cerita tentang ibu
    • Tema cerita tentang pendidikan dan pembelajaran
    • Tema tentang perjalanan
    • Tema tentang perkembangan anak

5. Elaborasi Pemahaman

Disini narasumber mempersilahkan peserta untuk bertanya ha-hal terkait penulisan cerita fiksi. Berikut adalah berapa pertanyaan yang bisa saya rangkum dalam  QnA:

Q: Apakah ada kiat untuk meningkatkan kemampuan berimajinasi?
A: Tidak ada. Yang diperlukan adalah konsisten menulis sehingga penulis terbiasa merasa nyaman menulis dalam kondisi apapun.

 Q: Ketika menulis suatu hal, tiba-tiba tulisan melenceng kemudian mandeg dan tidak bisa meneruskan, bagaimana solusinya?
A: Penting membuat outline tulisan agar tetap dalam jalurnya. Outline sederhana yang bisa diikuti sbb:

    1. Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi.
    2. Tema ditentukan untuk memberi informasi tentang keseluruhan cerita.
    3. Premis dibuat sesuai tema.
    4. Plot ditentukan berdasarkan unsur-unsurnya.
    5. Penentuan tokoh sesuai dengan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh.
    6. Penentuan latar/seting cerita dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail.
    7. Pemilihan sudut padang penceritaan yang unik.

Cerita bisa berdasarkan kisah nyata dengan bumbu dramatisasi.Dalam satu cerita bisa menggunakan beberapa plot.

Q: Bagaimana membangun plot cerita fiksi? 
A: Tentukan dulu jenis plot yang akan digunakan dan pahami unsur-unsur plot yang meliputi pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik memuncak, dan penyelesaian.

 6. Koneksi Antar Materi

Pada langkah ini, narasumber memberi kesempatan pada peserta untuk menulis rangkuman materi yang sudah dipelajari yang bisa disematkan di resume yang akan dikumpulkan.

7. Aksi Nyata

Peserta diminta untuk membuat resume hasil belajar, dikaitkan dengan langkah Koneksi antar Materi yang diunggah di blog masing-masing.

Selanjutnya peserta bisa belajar lebih jauh chanel youtube eigendomo.

Mendapat materi tanpa membuat aksi tentu kurang serasi. Maka berikut ini hasil nyata saya dalam belajar menulis cerita fiksi.

Sore semakin redup ketika aku mulai mengayuh sepeda tuaku menuruni jalan aspal di lereng bukit. Bapak yang ada di boncengan memegang pinggangku erat-erat. Aku baru saja mempercepat kayuhan sepedaku ketika tiba-tiba kurasakan tangan bapak mencengkeram pinggangku dengan kuat. Reflek aku tarik rem sepeda hingga sepedapun berhenti mendadak . Kuturunkan kaki untuk semakin memperlambat laju sepeda.

“Nopo, Pak?”

“Stop!” kata bapak sambil menutup mulutnya. Tiba-tiba Bapak meloncat turun dari boncengan lari ke pinggir jalan dan muntah. Tangannya berlumur darah kental. Kemudian Bapak jongkok meneruskan muntahnya yang tersendat-sendat batuk. Aku mendekat sambil memapah sepedaku. Kulihat diatas rerumputan sudah penuh dengan darah muntahan Bapak. TBC-nya kambuh lagi. (bersambung)

Premis: 

Masa kecilku bersama Bapak membuat hidupku penuh kenangan pahit getir yang tidak akan terlupa.

Semoga bermanfaat.


No comments:

Post a Comment