Judul : Prestasi Melangit dengan Menulis
Resume ke : 21
Tanggal : 24 Pebruari 2023
Nara sumber : Rita Wati, S.Kom
Gelombang : 28
Tema : Melejitkan Prestasi dengan Menulis
Moderator : Helwiyah, S.Pd., M.M
As salamu ‘alaykum Guru Penulis Nusantara,
Terimakasih
sebesar-besarnya kepada Ibu Rita Wati, S.Kom, sebagai narasumber yang telah
membagi ilmu yang bermanfaat tentang ketekunan menulis sehingga menghasilkan
banyak prestasi. Tema di 10 kulwap terakhir ini melengkapi pemahaman para peserta
KBM angkatan 28 terhadap aspek-aspek penulisan sekaligus memberi motivasi yang
luar biasa untuk menekuni bidang menulis ini. Prestasi, tentu saja, adalah
hasil akhir atau hadiah dari panjangnya waktu dalam ketekunan dan konsisten
menghasilkan karya. Seperti diawal pelatihan, gaung Om Jay, the founder,
‘Menulislah Setiap Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi’ selalu akan digemakan.
Nothing is impossible in this world. What you look upon today, tomorrow may be accomplished fact (Rita Wati, 2023)
Ketika ada pertanyaan
dari salah satu peserta, apakah ukuran berprestasi itu, sungguh bijak jawaban
narasumber. Bahwa tidak ada ukuran tertentu untuk dinyatakan berprestasi.
Seorang penulis pemula, sudah boleh dan bisa merasa berprestasi ketika hasil
tulisannya dibaca dan diberi komentar oleh tutornya. Namun dengan berjalannya
waktu, prestrasi itu tentu saja berupa hasil kerja atau karya nyata yang bisa
disaksikan dan dirasakan manfaatnya oleh orang banyak. Penghargaan berupa
hadiah dan sertifikat itu hanyalah salah satu bukti dari perjalanan panjang
sebuah ketekunan pada bidang tertentu, dalam hal ini menulis. Prestasi harus
dirintis dengan ketekunan dan berpeluh tanpa keluh (Bunda Helwiyah, 2023).
Pada umumnya hambatan
yang dialami penulis pemula adalah kesulitan menemukan ide. Pada kenyataannya,
ide bisa didapat darimana saja. Mungkin ide yang dimaksud adalah ide yang
sesuai dengan ketertarikan penulis. Tetapi, memang penulis pemula biasanya
ragu-ragu untuk menuliskan apa yang sudah ada di benak. Kesulitan berikutnya
adalah miskinnya kosa kata sehingga kesulitan menuangkan gagasan dalam bentuk
kalimat yang sesuai apalagi menjadi sebuah paragraf atau teks yang utuh.
Rangkaian kalimatnya menjadi agak aneh, kohesif dan koherensinya tidak
bersambung. Hal ini terjadi umumnya karena kurangnya kegiatan membaca. Hambatan
berikutnya adalah kurang percaya diri. Jadi bisa disimpulkan kurangnya wawasan
rujukan dan teknis penulisan merupakan mental block yang rata-rata dialami oleh
penulis pemula.
Menulis, menurut para
ahli, mempunyai beberapa manfaat, diantaranya pertama meningkatkan kecerdasan.
Tentu saja, karena sebelum menulis seseorang akan lebih banyak membaca,
mendengar, memperhatikan dan menghubungkan fenomena yang dihadapinya. Artinya
indra seseorang akan terus berfokus. Ketika menulis, orang dipaksa berpikir,
menganalisa dan mengkritisi sesuatu kemudian mengkaitkannya dengan pengetahuan
sebelumnya. Memilih media dan menggunakan berbagai aspek kebahasaan untuk
mewujudkan tulisannya. Sehingga kemampuan berpikirnya selalu berjalan.
Kedua, mengembangkan
daya inisiatif dan kreatifitas. Ada banyak hal yang bisa dijadikan bahan
tulisan begitupun ada banyak media sebagai saluran penulisan. Seorang penulis
dituntut untuk bisa menentukan pilihan berdasarkan target pembaca, konten
tulisan dan media yang digunakan.
Ketiga, menumbuhkan
keberanian. Pada umumnya seorang penulis pemula akan malu dan ragu-ragu untuk
membagi tulisannya kepada orang lain. Tidak jarang tulisan tersebut hanya
tersimpan di file atau folder untuk kemudian dihapus atau dilupakan.
Kekhawatiran akan kritik bisa menimbulkan keengganan untuk mulai menyebarkan
tulisannya. Maka penulis harus punya keberanian untuk menghadapi itu semua.
Keempat, mendorong
kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Tentu saja, seorang yang ingin
menulis harus banyak membaca, seperti diuraikan diatas, agar tulisannya berisi
dan mempunyai sudut pandang berbeda dengan yang pernah ditulis orang lain. Di
kemudian hari tulisan yang berisi ini akan dijadikan rujukan oleh pihak lain.
Tentu, tingkat literasi penulis harus tinggi.
Manajemen waktu yang
baik merupakan keharusan bagi seorang penulis yang mempunyai banyak kesibukan.
Bagi orang yang sudah mempunyai kebiasaan menulis, dia akan bisa menuangkan
gagasannya di sembarang waktu dan tempat. Tetapi bagi pemula, hal ini masih sulit.
Namun demikian menulis setiap hari harus diupayakan agar menjadi kebiasaan. Gunakan
waktu-waktu emas untuk menulis, yaitu waktu dimana semua faktor mendukung untuk
munculnya sebuah karya. Faktor itu diantaranya mood, lingkungan yang mendukung,
sumber informasi tentang lomba, dll. Tulisan tidak perlu sempurna, intinya
menulis saja. Ingat lagi mantra Om Jay, menulislah setiap hari dan buktikan
apa yang terjadi.
Dilihat dari sudut
kesehatan, menulis memberikan efek meredakan stres, memecahkan masalah dengan
lebih baik, menuangkan perasaan sesuai dengan keinginan, memperbaiki suasana
hati dan tentu saja meningkatkan daya ingat.
Prestasi apapun
dimulai dari ketekunan. Untuk mewujudkan prestasi ini, penulis sebaiknya
mengikuti berbagai lomba penulisan, misalnya lomba blog, cerpen, puisi, esay,
karya ilmiah, dll. Dengan demikian,
seorang penulis terbiasa dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Semakin
lama, dia akan paham apa yang harus ditulis dan bagaimana menulis menurut
mengikuti suatu ketentuan. Menjadi juara adalah bukti dari berhasilnya seorang
penulis dalam memenuhi segala kriteria tersebut.
Di media masa, jutaan
tulisan, video, cuitan dan banyak lagi bertebaran tiap detik. Karena tidak ada
kontrol soal isi maka diantara tebaran itu ada yang positif tetapi lebih banyak
yang negatif. Guru harus terus termotivasi untuk menulis konten-konten positif yang
kebermanfaatannya dapat dirasakan bagi semua pendidik. Dalam pandangan Islam
ilmu yang bermanfaat menjadi pahala jariyah tanpa putus meskipun penulisnya
sudah meninggal dunia.
Semoga bermanfaat.
Untuk berkenalan
dengan narasumber luar biasa ini silahkan klik disini.
No comments:
Post a Comment