The Humble Person
Pertama kali saya
membaca nama Om Jay di grup sejuta Guru Ngeblog. Ngeblog ya bukan Go Blog. Beberapa waktu kemudian ada postingan kopdar
KBMN angkatan 28. Saya yang sudah kebelet bisa menulis tentu saja menyambut
dengan antusias. Meskipun harus mengeluarkan dana tidak sedikit.
Cerita punya cerita,
sampailah saya di Gedung Guru Jakarta. Tidak ada satupun orang yang saya kenal
sebelumnya kecuali dari obrolan di WA yang saya hampir tidak pernah merespon.
Jadi ini pelajaran ya, jangan meremehkan mereka yang tampaknya tidak aktif,
diam-diam mereka menunggu waktu yang tepat untuk bergabung. Entah kenapa, begitu
berkumpul rasanya akrab begitu saja. Mungkin ini karakter guru, ya, yang biasa
bertemu murid baru langsung sok akrab begitu.
Hati saya gembira berharap
bertemu dengan Dr. Wijaya Kusuma. Saya membayangkan orangnya tinggi besar,
berwibawa, tatapannya serius dengan suaranya berat. Ya, iyalah kan reputasinya
luar byasah. Pasti karismatik, dong! Begitulah. Malampun datang. Ada kabar
bahwa Om Jay sedang dalam perjalanan, akan sampai Gedung Guru sekitar sekitar
jam sepuluh malam. Baiklah, saya akan menunggu. Tempat menginap peserta ada di
lantai 4. Saya exciting, tidak pingin tidur. Sampai kemudian saya dengar ada
suara mengatakan Om Jay sudah datang. Hore! Sayapun keluar kamar. Di ruang santai
sudah ada beberapa orang berkumpul. Saya mencari-cari sosok tinggi besar yang
ada di bayangan saya. Sayapun bertanya sambil berbisik pada bu guru disebelah
saya, “Om Jay yang mana?” Dia menjawab sambil menolehkan kepala. O la la..! Ternyata...
Malam itu sayapun ikut
duduk diam mendengarkan. Ya, saya Cuma mendengarkan ingin memetik kalimat-kalimat
Om Jay langsung dari orangnya.
Kesan pertama saya,
dengan segudang prestasi, sosok ini begitu humble, kindhearted. Cara bicaranya
tidak ada angkuhnya sama sekali. Begitu santai dan merakyat membuat saya yang
sebetulnya asing merasa hangat menjadi hadirin disana.
Berikutnya ketika
selesai acara KBMN, Om Jay mengajak beberapa peserta untuk merasakan naik MRT.
Itu pengalaman yang menyenangkan penuh gelak canda. Senangnya kami bisa ngobrol
dan berfoto-foto dengan beliau. Di situpun saya semakin kagum dengan kerendahan
hati beliau. No gengsi meskipun full prestasi.
Dulu saya pernah
menemukan posting Om Jay yang mengabarkan berita Tante Rokhayah harus menjalani
isolasi karena Covid 19. Disitu ada foto Om Jay dengan caption harus berpisah
dengan istri dua minggu. Saya merasakan kesedihan sebab saat itu saya baru saja
pulang dari rumah sakit karena Covid juga. Foto itu membekas di hati saya. Beberapa
waktu kemudian, ada postingan Om Jay bersama keluarga.
Saya ikut merasa gembira
ketika Om Jay memposting anak perempuan cantiknya yang akan menikah. Dan terbaru ini, foto-foto
Om Jay merayakan Silver Anniversary bersama istri, keluarga dan handai taulan.
Apa sih yang ada dalam
benak kita ketika ada seorang ayah yang mengabarkan dengan bahagia tentang anaknya?
Apa sih yang ada di benak kita ketika ada seorang suami memposting foto dia dan
istrinya dengan gembira? Apa sih yang ada dalam benak kita ketika seorang suami
dengan begitu bebas kapan saja menggunakan hp istrinya untuk memposting atau
merespon wa? Ya, there must be a strong emotional bonding! Itulah yang saya
tangkap. Dari beberapa sumber yang saya baca, Om Jay dan Tante Rokhayah bagaikan
mimi lan mintuno. Selalu bersama baik secara raga maupun jiwa. Keduanya saling
memberi kenyamanan satu sama lain.
Saya seperti menemukan
bukti hadits riwayat at Tirmidzi orang mukmin yang paling sempurna imannya
adalah yang paling baik akhlaknya, sebaik-baik kalian adalah yang terbaik pada
istrinya. Juga hadits yang sejenis sebaik-baik kalian adalah oranh yang paling
baik terhadap keluarganya.
Emotional bonding yang
kuat ini seberti semangat yang memancar menjadi kemanfaatan bukan hanya ke
lingkungan terbatas seperti keluarga, tapi juga ke luar yang luas sekali bahkan
dalam lingkup negara! Lagi-lagi disini saya menemukan bukti nyata hadits at
Thabaraany, dan sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
manusia lainnya.
Saya berdoa kepada
Allah subhanallahu ta’ala semoga kebahagiaan, kesehatan dan dan keberkahan
selalu menyelimuti Om Jay dan keluarga. Amin.
Ada semut di gelas basah
Gelas bening tampak airnya
Selamat pesta perak Om Jay dan Tante Rokhayah
Semakin kuat cinta yang terbina
Tetaplah indah mawar berduri
Dipadu melati indah warnanya
Istri tercinta pusatnya hati
Semoga barakah sampai ujung usia
Semarang, 13.3.2023 j 23.50
Masya Alloh...
ReplyDeleteMimi dan mintuno.... kayaknya saya juga pernah membacanya yah...
TOP...
Trmakasih kunjungannya.
DeleteTerimakasih kunjungannya...
Delete